Showing posts with label University. Show all posts
Showing posts with label University. Show all posts

Thursday, May 22, 2008

Tebar Senyum Halmar Hallide dan keluarga

Dear ALL,
Saya pernah berjanji ke pengelola blog Alumni u/ berkabar setibanya di
Makassar.

Ini sebagian cerita itu.

Kami tinggalkan Townsville tgl 15 Jan 2008 (dokumentasinya ada di
http://alumni-ppia-jcu.blogspot.com/search/label/Physics) menuju
Sydney. Selama 3 hari di Sydney, kami mengurus surat pindah anak-anak (Abil
dan BJ dari Cranbrook primary school) di KJRI Maroubra serta cap KJRI
pada surat tugas post-doc saya - dua hal ini adalah primer.
Selebihnya tentu penting juga yakni kunjungan ke Sydney Aquarium, Tropical Forest,
Cinema, Komidi putar di Darling Harbour, ambil gambar di Opera House
(soalnya saat selesai PhD thn 2001 dulu kami jepret foto pakai kamera
klise, ketika dicetak hasilnya silau banget), nyari souvenir di paddy's
market, nyobain semua alat transportasi kota (train, bus, sky-bus). Supaya
enak jalan-jalannya dalam waktu yg terbatas (3 hari walau visa saya
masih sampai 28 Feb 2008), kami ambil akomodasi di Darling Harbour
(Novotel) yg punya internet. Wah, anak-anak lebih suka di kamar hotel
jadinya.

Tgl 18 Jan kami terbang ke Bali dan nginap 3 hari di hotel Garden
(dekat water Boom). Di kota inilah untuk pertama kalinya kami merasakan
salah satu sisi "Indonesia". Kami disangka turis dari Malaysia, saat sedang
berjalan mencari sendal jepit. Lalu ada seorg Sales (dari NTT)
mendekati kami. Rupanya ia sedang promo hotel baru. Kami "dibajak" ke hotel
tsb, diajak meninjau fasilitas hotel, dan akhirnya ditawari utk membeli
kamar. Hehehe. Kalau penghasilan saya di Oz (walau itu hanya tukang
deliver pamflet, nggak masalah deh), tapi kalau penghasilan dosen, wah
nggak mungkin lha yao. Atas pengalaman ini, kami dihadiahi 3 t-shirt dan
voucher discount mengunjungi tempat-tempat wisata di Bali (nilai $250).
Voucher ini saya berikan ke resepsionis hotel yg kami tinggali.

Hari ahad 20 Jan 2008, kami jejakkan lagi kaki kami di bandara
Hasanuddin. Saya tak tahu bagaimana perasaan isteri dan anak-anak saya yg telah
meninggalkan Makassar sejak 3 Agustus 2005 dan tak pernah
pulang-kampung. Ketika memasuki rumah kami kembali, ... inilah rumah kami. Tak ada
lagi bayangan horrible aplikasi apartemen, kunjungan landlord, agen
real estate, cleaning rumah untuk urusan bond return dsb. Kami hanya ingin
menambah sebuah kamar saja karena anak ketiga kami (Bari) ingin punya
kamar sendiri, dan memperbaiki atas garasi kami (walau isinya belum ada
lagi).

Tgl 21 Jan, saya masuk kampus pakai bus kampus yg berangkat jam 7.30
pagi dan pulang jam 4 sore. Saya dapat tugas kuliah, menguji, meneruskan
editor jurnal LemLit, mempersiapkan siswa SMP utk olimpiade fisika.
Lalu pelahan dan pasti saya mulai bikin proposal penelitian utk menristek
dan utk norway. Kuliah pertama, saya masih kagok apalagi kalau pakai
lecture theatre (isi 100-an mahasiswa), saya masih demam panggung. Selama
2,5 tahun terakhir ini, saya hanya berinteraksi dgn komputer dan bbrp
peneliti di Australia. Tolong saya, yaa Allah. Ini profesi pokok saya,
mengtransfer pengetahuan dan pengalaman ke bangsa saya. Alhamdulillah,
jam terbang belsan tahun rupanya meringankan demam panggung itu. Kini
mengikuti saran keluarga, saya juga mulai rajin menebar senyum...konon
ini bisa jadi modal jadi politisi (baca: Dekan)...ini langkah kecil
(tebar-senyum) dibanding menuruti saran lain utk mengikuti kursus
kepribadian... Emangnya mau jadi
selebriti. Singkat kata, saya sdh kembali ke habitat.
AIMS (Australian Inst. Marine Sci.) juga masih intensif meng-email,
bahkan tiap hari saya masih diingatkan utk mengisi daftar hadir. Bahkan,
ACIAR mau membeli waktu saya utk program implementasi CADS_TOOL yg saya
develop.

Perjuangan keluarga saya lebih berat. Isteri saya tak punya kendaraan,
kemana-mana kami hanya pakai angkot dan becak. Anak-anak yg sdh SD
juga pernah komplain krn week-end pun masih ke sekolah (si Abil
terpilih utk ikutan olimpiade IPA), dan yang paling mengerikan adalah mata
pelajaran MULOK (muatan lokal alias bahasa daerah - pakai aksara Lontarak
terlebih bagi si BJ). Alhamdulillah, hingga Mei ini kami masih survive
dalam kondisi keras ini. Kami sudah pernah merasakan surga dunia di
Townsville. Kadang-kadang, saya masih sering ngintip website yg buka
kesempatan post-doc dlm keahlian saya, namun saya belum akan melamar lagi.

Sekian dulu kabar saya.

salam hormat,
halmar, ita, abil, bj, dan bari.


© PPIA-JCU

Thursday, May 08, 2008

sustainable aquaculture tool


Wed, 2 Apr 2008 17:29:44 -0700 (PDT)
in a mailing list: alumni ADS Jakarta

Halmar Halide said:

Providing a planning tool is part of my duty as a post-doc research
scientist at the Australian Inst. Marine Science few years ago.
The tool (JAVA) and its guide (pdf) is now available at
http://data.aims.gov.au/cad/ to be distributed for free and will be
put in ACIAR and NACA sites.
You could visit
http://www.enaca. org/modules/ wfdownloads/ singlefile.php?cid=186&lid=939
Other useful link:
http://www.enaca. org/modules/ news/article. php?storyid= 1738


© PPIA-JCU

Sunday, April 20, 2008

Irfan Ambas

di depan kantin Refectory bersama Eghy dan Farida

bersama Eghy dan Annie

Esok Pak Irfan Ambas akan meninggalkan Australia (dari Sydney) setelah hampir 2 bulan training Aquaculture di James Cook University Townsville. Beliau adalah Dosen di Departement of Fishery Hasanuddin University Makassar South Sulawesi - Indonesia.
(email: irfanambas@yahoo.com).

© PPIA-JCU

Friday, February 01, 2008

cerita ceria Ghitarina PhD


photo was accepted in June 2008

Berikut khabar 'resmi' Ghitarina yang diterima di ppiajcu-yahoogroups 31 January 2008 setelah 'menghilang' sejak kembalinya ke tanah air Februari 2007 lalu..

Ass.wr.wb! selamat siang semuanya.... ....
Tumben nongol!!! hehehe...... . Apa kabar semuanya...PPIA, Imatvl, dan mbak2 di Indonesian Community? Alhamdulillah. ....sepertinya kabar bagus terus yang terbaca. Kangen juga dengan suasana T'ville, kangen kampus, kangen the strand, vollian, mesjid, etc. Alhamdulillah everything's going OK here. Dah punya lab kualitas air sendiri yang alhamdulillah jadi langganan perusahaan seperti Total, Vico etc. Dah kembali ke pekerjaan asal...jadi guru lagi setelah sekian tahun menikmati jadi student.. Anak2 missed Townsville coz disini sering banget mati lampu, internet lambat banget, dan sekolah n rumahnya yang sering panas coz gak ber ac, plus sekolahnya yang masuk jam7, hahaha. Bahasa mereka dah bagus walaupun komunikasi dirumah msh tetap english (walaupun ibunya klo dah ngomel Indonesianya asli banget, tapi mereka tetap aja ber english ria, Alhamdulillah sepertinya mereka tidak punya masalah berarti adapting new environment at home and school, raport mereka juga alhamdulillah, rata2 7 (gak usah bermimpi rata 8 lah....hahaha) kecuali IPS yang dapat 6. It means....teman2 student yang lain yang anaknya lagi di Townsville, gak usah kuatir soal adaptasi kalo balik di Indonesia, anak2 cepat kok menyesuaikan diri as long as kita tidak memaksakan egoisme kita untuk menjadikan mereka yang "ter".
Alright then, sampe disini dulu....selamat datang ke Townsville bagi student baru...enjoy the nice dan clean environment. Enjoy bersosialisasi dengan sweet Indonesian community.


Cheers,
Ghita



© PPIA-JCU

Monday, January 14, 2008

Dr Halmar Halide selesai postdoc

Sabtu 12 January 2008 lalu, PPIA dan sebagian masyarakat Indonesia menikmati makanan dan obrolan bersama Halmar dan family yang telah selesai postdoc di AIMS tentang CADS_TOOL (cage aquaculture decision support tool). dan akan kembali ke tanah air 15 January 2008.


kesibukan di bandara

Saat kami menunggu acara dimulai dan berkumpulnya teman-teman, Pak Halmar menunjukkan sebuah buku eksklusif hard cover tentang Australia dengan lembar pertamanya ditempelkan secarik sertifikat 2 bahasa (Indonesia-Inggris) untuk Halmar dan family dari Pihak AIMS, diantaranya bertuliskan apresiasi atas karya dan kerja Dr Halmar Halide di AIMS selama 2.5 tahun serta apresiasi kepada Ibu Ita Idrus sang istri atas enrichment terhadap Australian community.
Acara berlangsung lancar karena hujan sejenak reda, dan makanan cukup berlimpah. Di sela-sela pembicaraan beliau pun menceritakan pengalaman apply pstdoc nya ke AIMS yang sepenuhnya melalui internet sehingga tak begitu diketahui orang-orang sekitar sampai tiket diterima via pos hanya 2 hari saja dari keberangkatan. Dukungan sang istri dan keluarga selama melewati tugas di AIMS dan kehidupan di Townsville diceritakannya pula sebagai kesan yang mendalam. Semoga selamat kembali ke tanah air untuk mengamalkan ilmu dan mendapatkan kesempatan postdoc lainnya untuk memperkaya ilmu.. aamiin




Friday, January 04, 2008

Dr Agung Karuniawan menggeluti Plant Genetic Resources

Dr Agung Karuniawan memilih Plant Genetic Resources sebagai bidang kepakarannya. Kang Agung, demikian beliau biasa disapa, juga memiliki cukup banyak kiprah postdoctoral di bidangnya diantaranya: currently Postdoctoral Research Fellow (2006-2007) by Royal Netherlands Academy of Arts and Sciences involving Center for Genetic Resources (CGN) - Wageningen Univ. Research The Netherlands, and James Cook Univ. Australia.

for more info please email to akaruni1@unpad.ac.id, contingency: akaruni1@yahoo.de
or visit http://www.unpad.ac.id/

Dr Adi Susilo dan Bola Naga

for more info please email to adisusilo@brawijaya.ac.id




Sunday, December 16, 2007

Dr Semuel Littik dan dunia pendidikan tinggi

Akrab di panggil Pak Semmy.. beliau menggeluti bidang Microbiology and Immunology perikanan sebagai Dosen di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Pattimura Ambon, Maluku (Faculty of Fisheries and Marine Sciences, Pattimura University , Ambon); Website kantor : search 'unpatti' or 'universitas pattimura', Pak Semmy melukiskan kampus nya dengan "my university in the beautiful Ambon bay". Saat ini Pak Semmy berada di Jakarta karena diperbantukan oleh Unpatti ke Universitas Satya Negara Indonesia Jakarta sebagai Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan periode 2007-2011. Alamat kantor di Jakarta: Jl. Arteri Pondok Indah No. 11, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Just search with Goggle 'universitas satya negara indonesia' dan sapa Pak Semmy '...and you will find me smile at you...if you cannot see me there, it means i'm off....cheers! !!! ''

dari mailing list : [AusAID Alumni] Beasiswa S1 Perikanan/Kelautan
Sun, 2 Dec 2007 08:26:23 -0800 (PST)

Dear netters,

Memang benar yang disampaikan oleh Mr. Amich Alhumami , biaya pendidikan tinggi makin mahal dan terkesan ada komersialisasi pendidikan. Pendapat ini perlu dicermati sebagai dorongan untuk pihak PT untuk melakukan inovasi-inovasi guna menekan biaya pendidikan yang dibebankan kepada orangtua mahasiswa. Bagi perguruan tinggi negeri, seharusnya tidak ada masalah yang berarti karena ada subsidi pemerintah dan menjadi favorit bagi lulusan SLTA, paling tidak di tingkat lokal. Lain halnya dengan perguruan tinggi swasta yang notabene bukan penerima subsidi pemerintah. Namun tetap saja menjadi tanggungjawab semua pihak untuk meningkatkan aksesibilitas pendidikan tinggi bagi seluruh lapisan masyarakat. Dalam konteks tanggungjawab publik itu, Universitas Satya Negara Indonesia Jakarta mulai tahun ajaran 2008/2009 menerapkan beasiswa 50% SPP untuk mahasiswa baru. Sebelumnya SPP S-1 di USNI rata-rata Rp. 500 ribu/bulan untuk kelas pagi dan Rp. 600 ribu/bulan untuk kelas sore. Mulai tahun ajaran 2008/2009, mahasiswa program S-1 cukup membayar SPP Rp. 250.000/bulan untuk kelas pagi atau Rp. 300.000/bulan untuk kelas sore. Untuk lanjutan dari D-III atau D-IV, dipungut SPP Rp. 600rb/bulan, karena masa kuliahnya tinggal 2-3 semester saja. Dengan membayar SPP per bulan, mahasiswa tidak perlu lagi membayar baiay-biaya lain, seperti biaya SKS, biaya ujian, biaya praktek, dlsb.

Kemudahan lainnya adalah penurunan uang pangkal. Pada waktu yang lalu uang pangkal untuk masuk ke USNI sebesar Rp. 2 juta, maka tahun ajaran 2008/2009 diturunkan menjadi Rp. 1.000.000. Selain itu, USNI menyediakan sarana pondokan (walau masih kapasitasnya masih terbatas) untuk mahassiwa dari luar Jakarta.

Khusus untuk Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan USNI, diharapkan biaya kuliah dan sarana pondokan dapat meningkatkan peluang bagi anak-anak nelayan untuk masuk ke PT dan memperbesar kontribusi Faperik USNI dalam menunjang pembangunan mutu SDM perikanan dan kelautan di Indonesia.

Untuk keterangan lebih lanjut, silahkan hubungi saya di Kampus USNI, Jl. Arteri Pondok Indah No. 11, Kebayoran Lama, Jaksel (dekat flyover Kebayoran Lama), atau via HP: 02199653439; Ph. (021) 7398393/ Fax. (021) 7200352.

Semmy Littik
Dekan Fak. Perikanan & Ilmu Kelautan USNI Jakarta

Wednesday, November 07, 2007

Windarti PhD

lagi masak di rumah Dian 2/18 Wandella Cres pas acara ultah Puji Prihatiningsih sesama kampung halaman di Wonosobo

Mbak Win saat ini mengabdi di Universitas Riau sebagai Ibu Dosen..

Kembalinya beliau ke Townsville September-October 2007 untuk training salah satu metode penelitian. Hasil kerjanya yang memuaskan supervisornya membuat kita semua berharap agar keinginan Mbak Win untuk postdoc di JCU bisa terpenuhi.

Mba Win pun langsung melejit namanya di kalangan mahasiswa Indonesia JCU sini yang notabene baru saja mengenalnya.. apalagi kalo bukan masakannya yang lezat dan kemurnian hati nya untuk menularkan keterampilan memasak dan.... hmmm menjahit pula..

simak ceritanya..
http://ppia-jcu.blogspot.com/search/label/farewell

Jamaluddin Jompa PhD





It was once a time he and his team were making a breaking news during his short coming back to Townsville.

He and his team under COREMAP sponsored amazingly our first Indonesia Festival..

Di sebuah warung kopi ala Townsville di tepi jalan, kami sempet ngobrol..

"pesen saya.. apresiasi selalu keberagaman yang ada at least di tubuh internal sendiri.."

"pesen saya lagi.. angkatan saya mengawali perhatian yang diorganisasi-kan dalam hal welcoming dan paying attention kepada students baru yang baru datang, mereka akan selalu terkesan dan me-memorize sekecil apa pun yang kita bantu dan mereka akan dari hati "mewariskan" rasa itu dan membantu student baru berikutnya yang datang setelah mereka.. terus jaga yaaa..."

(halo Pak Jamal.. pa khabar.. kalo quoting nya berubah jadi puitis mohon maaf.. salahkan saja.. Dian hehehehe.. sukses selalu ya Pak untuk Pak Jamal dan keluarga)

Tuesday, November 06, 2007

Mirza Kusrini PhD

Mirza Kusrini, biasa dipanggil Mbak Miki bertutur dari tanah air..
sebagaimana dituliskan dalam emailnya tgl 22 Agustus 2007


Apa kabar ibu President ......Aku lagi iseng-iseng meng-google diriku sendiri eh ....... kok malah ketemu link blognya PPIA JCU. Seneng juga baca kiprah teman-teman disana, apalagi ada cerita tentang "orang-orang lama" yang dikenal seperti Dian, Icha, Pram. Baru tahu kalau Dian mengikuti jejak-ku jadi President PPIA haha.... Selamat ya.Kabarku disini baik-baik aja, baru balik minggu lalu dari lapang. Aku kaget banget lho waktu Dian telfon terakhir. Wong aku lagi di tengah hutan di Bintuni, Papua. Tumben-tumbennya lagi jalan pas di tempat yang ada sinyalnya, soalnya jarang-jarang tuh selama 3 minggu di lapang itu bisa mendapat telpon (walaupun tidur di tenda tapi kita bawa genset jadi kalau nge-charge batere mah masih bisa .....). Oh ya link blog Australiaku sudah kadulawarsa. Nggak pernah diperbarui lagi. Aku punya blog lain (walaupun males juga ngisinya ... definitely not a sign of good blogger) http://umibakrie.blogspot.com/. Silahkan kalau mau ditengok.Saat ini aku masih jadi dosen (yo wis apalagi ... wong pegawai negeri). Masih penelitian tentang katak. Salah satu cerita tentang penelitianku bisa dilihat di koran TEMPO online di http://www.tempointeraktif.com/hg/iptek/2007/07/18/brk,20070718-104703,id.html. Anak-anak sehat .... udah pada gede-gede. Benz sekarang sudah kelas 2 SMA, masuk IPA dengan sangat berat hati (cita-cita jadi chef dan menurut dia untuk jadi chef nggak perlu tahu Fisika hehe....). Adinda sekarang kelas 6 SD. Pokoknya benar-benar deh ngerasain jadi ibu-ibu anak remaja .... (telephone at home is not for you, nor is TV, music ...... Bathroom full of teenager's cosmetics ... all that brand of shampoo, styling gel, shower gel ...........)Met penelitian ya. Kalau lagi ke Bogor jangan lupa bilang-bilang. Salam untuk Icha dan lainnya yang aku kenal.

cheers,

Miki

Friday, January 26, 2007

Perjalanan ke Senthong

Senthong Amblas Ditelan Bumi

Di Malang Selatan, tanah amblas 2 hingga 10 meter dalam radius satu kilometer. Batu-batu menggelundung di perut bumi. Bersimbah peluh Adi Susilo, 43 tahun, menyusuri jalan setapak yang mengular, naik-turun perbukitan sejauh tiga kilometer. Sambil mencangklong ransel berisi peralatan ukur geologi, dia bersama dua rekan satu tim, Rabu pekan lalu, menuju Dukuh Senthong, Bantur Timur, Kecamatan Bantur. Senthong merupakan daerah terisolasi, 55 kilometer di selatan Malang, Jawa Timur.Senthong berada di daerah kapur. Untuk mencapai dukuh ini hanya tersedia akses berupa jalan setapak. Meskipun bertanah kapur, daerah ini cukup subur. Terdapat sawah dengan luas lebih dari 40 hektare. Irigasi berasal dari air Sungai Jubel dan Sungai Barek. Lahan tegalan di bawah gunung kapur banyak ditanami palawija, atau saat musim hujan ditanami padi gogo --padi tadah hujan.Meskipun terpencil, pekan lalu daerah itu menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Malang. Hal ini berkaitan dengan amblasnya tanah di Senthong. Pusat Kajian Kebumian dan Mitigasi Bencana Universitas Brawijaya (Unibraw), Malang, telah melakukan penelitian di Senthong. Hasil kajian tim yang dikoordinasi Adi Susilo itu menunjukkan, amblasnya tanah cukup signifikan. “Tanah amblas bervariasi, mulai 2 meter hingga 10 meter,” katanya. Radius tanah yang amblas juga cukup jauh, yaitu satu kilometer.Akibatnya, 24 kepala keluarga yang mendiami dukuh itu buru-buru mengungsi sebelum “ditelan bumi”. Semula hanya 21 keluarga yang meninggalkan kampung itu. Sedangkan tiga keluarga bertahan karena tak punya duit untuk pindah. “Mereka akhirnya mengungsi setelah mendapat bantuan dari kabupaten Rp 2,5 juta,” Adi menceritakan.
(KLIK PADA GAMBAR UNTUK MEMPERBESAR)




Wednesday, January 17, 2007

Cerita tentang tanah bergerak

Tim Geologi Unibraw Amati Tanah Gerak Malang Selatan
Laporan Wartawan Kompas Doddy Wisnu Pribadi

MALANG, KOMPAS - Tim geologi dari Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Brawijaya hari Rabu (17/1) berangkat ke Dusun Sentongan, Desa Bantur Kidul, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang, Jawa Timur untuk meneliti gejala tanah bergerak di wilayah itu. Gejala yang sudah dilaporkan warga tahun 2003 dan terulang 2005 itu mengakibatkan 21 keluarga sudah pindah sejak itu.

Ancaman masih dialami oleh 3 keluarga yang tersisa di kampung itu. Posisi rumah mereka berada di bibir tebing sedalam sekitar 10 meter. Ketiga rumah itu, merupakan bagian dari sekitar 10 ha bentang lahan yang diungkapkan warga setempat telah melorot ke bawah. Kecepatan melorot itu cukup besar selama dua tahun terakhir, sehingga dapur rumah yang semula lebih tinggi sekitar 0,5 meter kini menjadi rata dengan rumahnya.

Tim Unibraw, Dr Adi Soesilo menjelaskan, secara umum lokasi pegunungan kapur Malang Selatan memang berada pada topografi yang rawan longsor. Sentongrejo bukan satu-satunya lokasi di selatan Malang dengan fenomena tanah bergerak. Sebelum ini tim yang sama telah mengajukan usulan penelitian kepada pemkab.

berita dari Kompas 17 Januari 2007