Showing posts with label berita keluarga. Show all posts
Showing posts with label berita keluarga. Show all posts

Saturday, February 07, 2009

Saturday, November 08, 2008

Zainul Hidayah's wedding



click on the picture to enlarge it


© PPIA-JCU

Monday, October 20, 2008

Aulia's family


Aulia's family with their 3-month Princess Mariah Humaira


© PPIA-JCU

Monday, August 25, 2008

Keenard Trevo Kaunang: Putra pertama Mita Erdiaty-Roy

Khabar bahagia kali ini berasal dari Mita Erdiaty-Roy atas kelahiran putra pertama mereka "Keenard Trevo Kaunang" di Manado pada tanggal 21 August 2008 dengan berat/panjang 3.1 kg/47 cm. Kata 'Trevo' akan membuat teman-teman Mita selama di Townsville mengenang sang Bunda sebagai Mita yang hobby travel selama periode kehamilan yang ia jalani di masa tahun terakhir studynya. Acara trip jarak dekat-jauh bersama Gustaf Mamangkey family tak pernah dilewatinya; terakhir trip mereka adalah ke Cairns saat menjemput Eghy family; sebelum terbang ke tanah air for good 4 July lalu yang kebetulan trip bersama Om Zinul (JCU alumnus juga). Bahkan hanya beberapa hari saja sebelum persalinan, Mita saat itu baru saja kembali dari Surabaya. Selamat Mita-Roy, semoga sang buah hati kelak menjadi bintang hati harapan ayah-bunda.

(dilaporkan kembali oleh: Dian; berita dari Thessy Legi)

© PPIA-JCU

Thursday, May 22, 2008

Tebar Senyum Halmar Hallide dan keluarga

Dear ALL,
Saya pernah berjanji ke pengelola blog Alumni u/ berkabar setibanya di
Makassar.

Ini sebagian cerita itu.

Kami tinggalkan Townsville tgl 15 Jan 2008 (dokumentasinya ada di
http://alumni-ppia-jcu.blogspot.com/search/label/Physics) menuju
Sydney. Selama 3 hari di Sydney, kami mengurus surat pindah anak-anak (Abil
dan BJ dari Cranbrook primary school) di KJRI Maroubra serta cap KJRI
pada surat tugas post-doc saya - dua hal ini adalah primer.
Selebihnya tentu penting juga yakni kunjungan ke Sydney Aquarium, Tropical Forest,
Cinema, Komidi putar di Darling Harbour, ambil gambar di Opera House
(soalnya saat selesai PhD thn 2001 dulu kami jepret foto pakai kamera
klise, ketika dicetak hasilnya silau banget), nyari souvenir di paddy's
market, nyobain semua alat transportasi kota (train, bus, sky-bus). Supaya
enak jalan-jalannya dalam waktu yg terbatas (3 hari walau visa saya
masih sampai 28 Feb 2008), kami ambil akomodasi di Darling Harbour
(Novotel) yg punya internet. Wah, anak-anak lebih suka di kamar hotel
jadinya.

Tgl 18 Jan kami terbang ke Bali dan nginap 3 hari di hotel Garden
(dekat water Boom). Di kota inilah untuk pertama kalinya kami merasakan
salah satu sisi "Indonesia". Kami disangka turis dari Malaysia, saat sedang
berjalan mencari sendal jepit. Lalu ada seorg Sales (dari NTT)
mendekati kami. Rupanya ia sedang promo hotel baru. Kami "dibajak" ke hotel
tsb, diajak meninjau fasilitas hotel, dan akhirnya ditawari utk membeli
kamar. Hehehe. Kalau penghasilan saya di Oz (walau itu hanya tukang
deliver pamflet, nggak masalah deh), tapi kalau penghasilan dosen, wah
nggak mungkin lha yao. Atas pengalaman ini, kami dihadiahi 3 t-shirt dan
voucher discount mengunjungi tempat-tempat wisata di Bali (nilai $250).
Voucher ini saya berikan ke resepsionis hotel yg kami tinggali.

Hari ahad 20 Jan 2008, kami jejakkan lagi kaki kami di bandara
Hasanuddin. Saya tak tahu bagaimana perasaan isteri dan anak-anak saya yg telah
meninggalkan Makassar sejak 3 Agustus 2005 dan tak pernah
pulang-kampung. Ketika memasuki rumah kami kembali, ... inilah rumah kami. Tak ada
lagi bayangan horrible aplikasi apartemen, kunjungan landlord, agen
real estate, cleaning rumah untuk urusan bond return dsb. Kami hanya ingin
menambah sebuah kamar saja karena anak ketiga kami (Bari) ingin punya
kamar sendiri, dan memperbaiki atas garasi kami (walau isinya belum ada
lagi).

Tgl 21 Jan, saya masuk kampus pakai bus kampus yg berangkat jam 7.30
pagi dan pulang jam 4 sore. Saya dapat tugas kuliah, menguji, meneruskan
editor jurnal LemLit, mempersiapkan siswa SMP utk olimpiade fisika.
Lalu pelahan dan pasti saya mulai bikin proposal penelitian utk menristek
dan utk norway. Kuliah pertama, saya masih kagok apalagi kalau pakai
lecture theatre (isi 100-an mahasiswa), saya masih demam panggung. Selama
2,5 tahun terakhir ini, saya hanya berinteraksi dgn komputer dan bbrp
peneliti di Australia. Tolong saya, yaa Allah. Ini profesi pokok saya,
mengtransfer pengetahuan dan pengalaman ke bangsa saya. Alhamdulillah,
jam terbang belsan tahun rupanya meringankan demam panggung itu. Kini
mengikuti saran keluarga, saya juga mulai rajin menebar senyum...konon
ini bisa jadi modal jadi politisi (baca: Dekan)...ini langkah kecil
(tebar-senyum) dibanding menuruti saran lain utk mengikuti kursus
kepribadian... Emangnya mau jadi
selebriti. Singkat kata, saya sdh kembali ke habitat.
AIMS (Australian Inst. Marine Sci.) juga masih intensif meng-email,
bahkan tiap hari saya masih diingatkan utk mengisi daftar hadir. Bahkan,
ACIAR mau membeli waktu saya utk program implementasi CADS_TOOL yg saya
develop.

Perjuangan keluarga saya lebih berat. Isteri saya tak punya kendaraan,
kemana-mana kami hanya pakai angkot dan becak. Anak-anak yg sdh SD
juga pernah komplain krn week-end pun masih ke sekolah (si Abil
terpilih utk ikutan olimpiade IPA), dan yang paling mengerikan adalah mata
pelajaran MULOK (muatan lokal alias bahasa daerah - pakai aksara Lontarak
terlebih bagi si BJ). Alhamdulillah, hingga Mei ini kami masih survive
dalam kondisi keras ini. Kami sudah pernah merasakan surga dunia di
Townsville. Kadang-kadang, saya masih sering ngintip website yg buka
kesempatan post-doc dlm keahlian saya, namun saya belum akan melamar lagi.

Sekian dulu kabar saya.

salam hormat,
halmar, ita, abil, bj, dan bari.


© PPIA-JCU

Sunday, March 23, 2008

Selamat Jalan Prof Diah Bekti Ernawati



Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun
Telah meninggal dunia pada hari Jumat, 21 Maret 2008 alumni PPIA JCU, sahabat kami tercinta: Diah Bekti Ernawati
Beliau adalah dosen UNS Solo (Professor Dyah Bekti Ernawati, Dra., M.A., Phd alumni S3 Pariwisata James Cook University), pernah menduduki poisisi sebagai sekretaris PPIA JCU pada periode 2000/2001.
Dalam kenangan saya: beliau adalah sahabat yang menyenangkan. Gigih berjuang untuk kemajuan walau harus bertarung melawan sakit yang begitu ganas sejak lebih dari 10 tahun lalu.
Berbagai cara dan perjalanan telah ditempuh untuk mendapatkan obat atas sakitnya, dan kini tibalah Tangan Tuhan menjemputnya, menuju peristirahatan abadi yang damai dan tenang.
Selamat jalan, sahabat. Ikhtiarmu adalah ibadahmu, teman setiamu, teman sejatimu.
Allahummaghfirlaha warhamha wa afiha wa'fuanha.
Salam,
nangs

© PPIA-JCU

Photo courtesy: Rahmi

Tuesday, February 05, 2008

Yatmi-Agus family


'met jadi Ibu.. 24 Dec 2008..
congrats.. aamiin for the prayer:
"it is a love desire which is a love with its procreative desire for creating a new better life"
for.. your Eros..



© PPIA-JCU

Friday, February 01, 2008

cerita ceria Ghitarina PhD


photo was accepted in June 2008

Berikut khabar 'resmi' Ghitarina yang diterima di ppiajcu-yahoogroups 31 January 2008 setelah 'menghilang' sejak kembalinya ke tanah air Februari 2007 lalu..

Ass.wr.wb! selamat siang semuanya.... ....
Tumben nongol!!! hehehe...... . Apa kabar semuanya...PPIA, Imatvl, dan mbak2 di Indonesian Community? Alhamdulillah. ....sepertinya kabar bagus terus yang terbaca. Kangen juga dengan suasana T'ville, kangen kampus, kangen the strand, vollian, mesjid, etc. Alhamdulillah everything's going OK here. Dah punya lab kualitas air sendiri yang alhamdulillah jadi langganan perusahaan seperti Total, Vico etc. Dah kembali ke pekerjaan asal...jadi guru lagi setelah sekian tahun menikmati jadi student.. Anak2 missed Townsville coz disini sering banget mati lampu, internet lambat banget, dan sekolah n rumahnya yang sering panas coz gak ber ac, plus sekolahnya yang masuk jam7, hahaha. Bahasa mereka dah bagus walaupun komunikasi dirumah msh tetap english (walaupun ibunya klo dah ngomel Indonesianya asli banget, tapi mereka tetap aja ber english ria, Alhamdulillah sepertinya mereka tidak punya masalah berarti adapting new environment at home and school, raport mereka juga alhamdulillah, rata2 7 (gak usah bermimpi rata 8 lah....hahaha) kecuali IPS yang dapat 6. It means....teman2 student yang lain yang anaknya lagi di Townsville, gak usah kuatir soal adaptasi kalo balik di Indonesia, anak2 cepat kok menyesuaikan diri as long as kita tidak memaksakan egoisme kita untuk menjadikan mereka yang "ter".
Alright then, sampe disini dulu....selamat datang ke Townsville bagi student baru...enjoy the nice dan clean environment. Enjoy bersosialisasi dengan sweet Indonesian community.


Cheers,
Ghita



© PPIA-JCU

Monday, January 14, 2008

Dr Halmar Halide selesai postdoc

Sabtu 12 January 2008 lalu, PPIA dan sebagian masyarakat Indonesia menikmati makanan dan obrolan bersama Halmar dan family yang telah selesai postdoc di AIMS tentang CADS_TOOL (cage aquaculture decision support tool). dan akan kembali ke tanah air 15 January 2008.


kesibukan di bandara

Saat kami menunggu acara dimulai dan berkumpulnya teman-teman, Pak Halmar menunjukkan sebuah buku eksklusif hard cover tentang Australia dengan lembar pertamanya ditempelkan secarik sertifikat 2 bahasa (Indonesia-Inggris) untuk Halmar dan family dari Pihak AIMS, diantaranya bertuliskan apresiasi atas karya dan kerja Dr Halmar Halide di AIMS selama 2.5 tahun serta apresiasi kepada Ibu Ita Idrus sang istri atas enrichment terhadap Australian community.
Acara berlangsung lancar karena hujan sejenak reda, dan makanan cukup berlimpah. Di sela-sela pembicaraan beliau pun menceritakan pengalaman apply pstdoc nya ke AIMS yang sepenuhnya melalui internet sehingga tak begitu diketahui orang-orang sekitar sampai tiket diterima via pos hanya 2 hari saja dari keberangkatan. Dukungan sang istri dan keluarga selama melewati tugas di AIMS dan kehidupan di Townsville diceritakannya pula sebagai kesan yang mendalam. Semoga selamat kembali ke tanah air untuk mengamalkan ilmu dan mendapatkan kesempatan postdoc lainnya untuk memperkaya ilmu.. aamiin




Sunday, December 16, 2007

Happy Wedding

Happy Wedding Arief Setyanto dan Yenda Oktariani, 16 Desember 2007.

Turut berbahagia dan doa kami selalu untuk kebaikan our newly-weds.

Keluarga Besar PPIA-JCU

Tuesday, November 06, 2007

Mirza Kusrini PhD

Mirza Kusrini, biasa dipanggil Mbak Miki bertutur dari tanah air..
sebagaimana dituliskan dalam emailnya tgl 22 Agustus 2007


Apa kabar ibu President ......Aku lagi iseng-iseng meng-google diriku sendiri eh ....... kok malah ketemu link blognya PPIA JCU. Seneng juga baca kiprah teman-teman disana, apalagi ada cerita tentang "orang-orang lama" yang dikenal seperti Dian, Icha, Pram. Baru tahu kalau Dian mengikuti jejak-ku jadi President PPIA haha.... Selamat ya.Kabarku disini baik-baik aja, baru balik minggu lalu dari lapang. Aku kaget banget lho waktu Dian telfon terakhir. Wong aku lagi di tengah hutan di Bintuni, Papua. Tumben-tumbennya lagi jalan pas di tempat yang ada sinyalnya, soalnya jarang-jarang tuh selama 3 minggu di lapang itu bisa mendapat telpon (walaupun tidur di tenda tapi kita bawa genset jadi kalau nge-charge batere mah masih bisa .....). Oh ya link blog Australiaku sudah kadulawarsa. Nggak pernah diperbarui lagi. Aku punya blog lain (walaupun males juga ngisinya ... definitely not a sign of good blogger) http://umibakrie.blogspot.com/. Silahkan kalau mau ditengok.Saat ini aku masih jadi dosen (yo wis apalagi ... wong pegawai negeri). Masih penelitian tentang katak. Salah satu cerita tentang penelitianku bisa dilihat di koran TEMPO online di http://www.tempointeraktif.com/hg/iptek/2007/07/18/brk,20070718-104703,id.html. Anak-anak sehat .... udah pada gede-gede. Benz sekarang sudah kelas 2 SMA, masuk IPA dengan sangat berat hati (cita-cita jadi chef dan menurut dia untuk jadi chef nggak perlu tahu Fisika hehe....). Adinda sekarang kelas 6 SD. Pokoknya benar-benar deh ngerasain jadi ibu-ibu anak remaja .... (telephone at home is not for you, nor is TV, music ...... Bathroom full of teenager's cosmetics ... all that brand of shampoo, styling gel, shower gel ...........)Met penelitian ya. Kalau lagi ke Bogor jangan lupa bilang-bilang. Salam untuk Icha dan lainnya yang aku kenal.

cheers,

Miki

Tuesday, January 09, 2007

Yansen yang sempat cemas

Inilah kabar dari seorang Yansen yang sempat cemas.... Semoga bisa balik lagi ke Tsv, mate!
---
Dear all,

Maaf baru sempat kirim kabar setelah pulang, maklum internet masih barang langka di negeri tercinta.

Alhamdulillah kepulangan saya dan keluarga lancar-lancar saja. Sekali lagi terima kasih kepada rekan semua yang telah melepas kepulangan kami layaknya keluarga. Alhasil, kami pun tak perlu masak di hari-hari terakhir. Jazakillah untuk Pak Hasbi dan Pak Halmar yang telah mengundang makan. Terima kasih tak terhingga juga kepada Pak Coco/Bu Eva, Pak Hasbi, Pak Parjiono sekeluarga, Gustaf, Dian dan Irwan yang telah bersedia membuka mata di subuh gulita untuk mengantarkan kami sekeluarga ke bandara.

Ketika akan berangkat dari Townsville, hujan cukup deras, sehingga pesawat pun menunggu di bandara sekitar 10 menit untuk take off. Tapi, alhamdulillah kami tidak terlalu buru-buru ketika pindah ke Singapore Airlines. Fadhil pun bersikap sangat kooperatif, tidak seperti biasanya. Ia tertidur selama perjalanan ke Brisbane, 2/3 perjalananan ke Singapura dan tertidur kembali dari Singapura ke Jakarta. Jam 6 sore kami pun sudah menghirup udara Jakarta dan mencobai toilet Soekarno Hatta yang khas pesing-nya.

Sampai di Indonesia, kami disambut oleh berita hilangnya Adam Air penerbangan Surabaya-Manado, yang hingga saat ini belum diketemukan. Walaupun hal tersebut dipengaruhi buruknya cuaca, tapi tetap menjadi evaluasi bagi dunia transportasi kita yang seringkali mengabaikan keselamatan penumpang. Berita ini cukup membuat deg-degan karena akan menggunakan jalur udara untuk pulang ke Bengkulu. Tapi, BMG mengatakan cuaca yang sangat buruk hanya terjadi di wilayah timur Indonesia, sedangkan wilayah barat tidak terlalu parah.

Setelah beberapa hari di Jakarta, kami pun pulang ke Bengkulu pada Hari Kamis dengan menumpang maskapai Sriwijaya Air. Cuaca terlihat tidak begitu bersahabat, awan columbus nimbus yang tebal dan hitam menutupi langit. Akhirnya kecemasan menyergap ketika pilot mengatakan belum bisa mendarat di Bandara Fatmawati Bengkulu dan akan menunggu 5-10 menit. Kami pun berputar-putar di atas Samudera Indonesia. Bayangan tentang tragedi pun menyelinap. Setelah berputar sekitar 20 menit, sang pilot akhirnya memutuskan untuk menuju Palembang. Jadilah kami Peter Pan yang bertamasya di awan gelap dari pantai barat ke pantai timur Sumatera. Alhamdulillah kami selamat mendarat di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II. Setelah menunggu selama tiga jam, kami diterbangkan lagi ke Bengkulu dan selamat sampai di tujuan.

Demikian sedikit cerita perjalanan pulang keluarga kami. Sekali lagi kami berterima kasih atas persahabatan dan persaudaraan selama di Townsville. Semoga berjumpa lagi di lain waktu.

Salam dari Bengkulu.
Yansen, Gusriyanti dan Laksa Fadhil